Saturday, August 9, 2014

Two HOT Backpackers



Kurang lebih setahun setelah pertemuan kami yang pertama Anne menghubungi aku lagi. Dia mengirim SMS dari Australia, "Hi Donnie, how r u? Do u have time for this weekend? I will go to Jakarta with my friend in Strday. Pls let me know." Langsung kujawab, "Hi Anne, I'm fine. Ok, I have time for u. Please come, let me know the detail."  Surprise juga ternyata Anne masih menyimpan nomorku.

Sabtu sore itu aku menjemput Anne di Bandara Soekarno-Hatta. Ia datang bersama seorang teman wanitanya. Aku langsung memeluk Anne dan mencium kedua pipinya untuk melepaskan rindu.

"How's your trip...?"
"Well.. that was good, we transitted for about an hour at Denpasar.. "
"And this is....," tanyaku sambil menunjuk ke arah temannya.
"Oh.. she is my best-friend, Wendy.. Wendy.. this is Doni, my friend in Indonesia which I already told you about yesterday...," kata Anne memperkenalkan aku ke temannya. Menurutku Wendy lumayan cantik juga. Agak beda dengan Anne yang sedikit berisi, tubuh Wendy lebih tinggi dan langsing, rambutnya juga pirang tapi lurus serta tidak berkacamata.
"And what is your plan now.. where will we go from here..."
"We will stay at Jalan Jaksa for tonight.. I got the address from their website... and then tomorrow we will go to Yogyakarta by train..."

Kami segera meluncur ke Jalan Jaksa untuk mencari penginapan. Jalan Jaksa memang sangat terkenal sebagai tempat yang menyediakan penginapan-penginapan murah untuk para turis backpackers yang berkunjung ke Jakarta. Sayang sekali tempat yang dimaksud pada hari itu sedang penuh, maklum banyak turis yang sedang berkunjung karena liburan musim panas. Sementara tempat-tempat lainnya yang tersisa di jalan itu ternyata tidak ada yang cocok dengan keinginan Anne dan Wendy. Akhirnya aku menawarkan alternatif lain, sebuah hotel bintang tiga di daerah Jakarta Selatan yang lumayan bagus tapi tidak mahal. Kebetulan temanku menjadi manajer di hotel tersebut sehingga aku bisa memintakan diskon untuk mereka.

Setelah aku menghubungi temanku untuk mendapatkan kamar, kami segera meluncur ke hotel tersebut. Anne dan Wendy merasa cocok dengan kondisi kamar yang aku pilihkan dan mereka segera meletakkan barang-barang bawaan. Aku lihat mereka tampaknya lelah dan butuh istirahat, kuputuskan untuk meninggalkan mereka sejenak.

"Well, ladies.., I think you both need a rest for now. I will go down, if you need anything from me just text me... I am still here in this hotel and waiting in the coffee-shop at ground-floor..."
"Ok, take care... see you next hours...."

Kira-kira setelah dua jam aku duduk-duduk di cafe, Anne mengirim SMS,"Donnie, r u still there? We will go down, pls wait..." Kulihat Anne dan Wendy sudah berganti pakaian dan keduanya tampak cantik, Anne mengajakku untuk makan malam bersama mereka. Akupun mengantar mereka ke sebuah kafe yang cukup terkenal di daerah Kemang, aku yang traktir. Sambil menikmati makan Anne bercerita bahwa liburannya tahun lalu sangat berkesan sehingga ia memutuskan untuk kembali lagi bersama teman-temannya. Sebenarnya rombongan mereka ada 8 orang tapi yang 6 orang lainnya langsung menikmati liburan di Bali. Sementara Anne dan Wendy ingin berjalan-jalan dulu ke Jakarta dan Jogja sebelum akhirnya ke Bali. Mungkin karena baru kenal, Wendy lebih banyak menikmati minuman dan merokok, hanya sekali-kali saja dia ikut menanggapi.

-------

Kira-kira jam 12 malam aku mengantarkan mereka kembali ke hotel. Di lift Anne memeluk pinggangku dan berbisik, "Doni, can you stay with us for tonight...?" Aku mengangguk dan mencium lembut bibirnya. Kapan lagi ada kesempatan bermalam bersama dua wanita bule yang cantik?

"I told Wendy that you are a good masseur... and she told me that she would like to try your skill...,"  kata Anne saat kami tiba di kamar.
"Oh.. really...? Ok, I'm ready..." kataku kepada Wendy.
"Yeah.. I'd like to try it...I want to know if you are as good as she told me... and so... how do I start...," kata Wendy sambil tersenyum nakal.
"Mmm.. just open your clothes and lay down in bed..," kataku sambil mulai membuka bajuku sendiri supaya Wendy tidak merasa canggung. Ia membuka seluruh bajunya dan hanya menyisakan celana dalam dan BHnya saja, kemudian ia berbaring tengkurap di atas tempat tidur. Anne memberiku sebotol body-lotion dari dalam ranselnya. Anne sempat membisiki aku, "Be careful... she's really hot..."

Aku memijat Wendy mulai dari telapak kakinya, kemudian naik ke arah betisnya yang indah dan mulus. Wendy tampak sangat menikmati dan terlihat santai sekali. Setelah kurasa cukup aku mulai memijat bagian pahanya. Tanganku mulai menjalar ke bagian dalam pahanya, seolah tidak sengaja sekali-sekali aku menyentuhkan tanganku ke bagian vaginanya dengan ringan. Kemudian aku memijat bagian pantatnya. Ini termasuk zona erotis yang sensitif bagi seorang wanita. Aku mulai menekan jari-jariku dengan kuat dan perlahan di daerah pantatnya. Wendy tampak mulai terangsang, nafasnya mulai berat dan terdengar mendesah-desah, "Mmhh......mmh....."

Setelah kurasa cukup aku beralih ke daerah punggungnya. Kulumuri denganbody-lotion dan mulai kuberikan pijatan lembut dari bagian bawah ke atas. Wendy membiarkan aku membuka tali BH-nya. Mendapat kesempatan tersebut aku langsung merayapkan tanganku untuk memijat kedua payudaranya dari arah belakang sehingga membuat Wendy makin mendesah-desah keenakan. Kemudian tanganku kembali ke arah pantatnya, kali ini telapak tanganku masuk ke dalam celananya dan mulai meremas-remas pantatnya yang bulat. Perlahan kubuka celana Wendy dan kubalikkan badannya hingga akhirnya ia tergolek tanpa busana di hadapanku dengan mata tetap terpejam pasrah.

Tubuh seorang wanita bule cantik berambut pirang dengan payudara yang ranum dan vagina mulus tanpa bulu membuat libidoku bergejolak dan jantungku berdegup-degup kencang. Apalagi kulihat belahan vaginanya tampak merah dan basah oleh lendir. Rasanya tdak ada laki-laki normal yang tidak terangsang dengan pemandangan ini. Dengan susah payah aku mencoba mengatur nafas untuk mengendalikan diriku.

Tangan kiriku mulai meremas-remas dan memijat payudaranya dengan lembut, sesekali kupermainkan putingnya dengan elusan-elusan ringan atau kupilin-pilin dengan jariku. Sementara tangan kananku mulai meraba daerah vaginanya. Dua jariku masuk ke celah vaginanya yang sudah basah, saat kutekuk jariku ke atas kurasakan sebuah permukaan yang tidak rata. Itu G-spot! Kutekan agak kuat tapi dengan tempo perlahan lalu kupermainkan dengan gerakan memutar sehingga membuat Wendy mendesah makin keras dan vaginanya makin basah, "Oooh.... mmmh.... oooohh..."

Anne yang sejak tadi hanya duduk di kursi mulai bereaksi. Dia ikut melepaskan semua pakaiannya dan menghampiri aku. Dipeluknya aku dari arah belakang sambil lidahnya menjilati punggung dan leherku sementara tangannya mulai melepaskan celanaku sehingga kami bertiga telanjang. Wendy yang sudah sangat terangsang langsung meraih penisku yang sudah membesar dan tegang luar biasa. Diremas-remas dan dikocoknya penisku sambil mulutnya terus mendesah-desah keenakan merasakan tanganku mempermainkan payudara dan vaginanya bersamaan.

"Touch me there harder and faster please... I like it... oooh...aaahhh...," kata Wendy sambil memegang tangan kananku. Aku langsung mempercepat gerakanku seperti yang dimintanya. "Yeaah... just like that...ooohh... keep it like that...ooohh..." Tiba-tiba badan Wendy mulai berguncang hebat, pinggulnya terasa bergetar tak terkontrol dan kemudian tangannya berusaha melepaskan tanganku dari vaginanya. Beberapa detik kemudian, cairan berwarna bening muncrat beberapa kali dari vaginanya diikuti dengan jeritan Wendy, "Aaagh... I'm cummiiiiiing..ooogh.....OMG... I'm cumiiing...OMG... ooogh....aaahhh....".

Wendy langsung kolaps di tempat tidur, tapi tidak lama. Hanya butuh kurang dari satu menit untuk Wendy pulih. Dia bangkit dan menarikku ke tempat tidur."Lay down... I want you to fuck me now... I want to feel your cock inside me...."Aku langsung berbaring pasrah dan membiarkan Wendy mengangkangi aku. Diraihnya penisku dan dimasukkannya ke dalam vaginanya. Anne menghampiri Wendy dan mereka mulai bercumbu sambil saling meraba payudara masing-masing. Rupanya Anne dan Wendy keduanya bi-sex! Benar-benar pengalaman yang baru buatku.

Sementara mereka berciuman, tanganku mulai menggerayangi vagina Anne yang sekarang juga bersih mulus tanpa bulu seperti Wendy. Tidak berapa lama kemudian Anne naik ke tempat tidur, badannya diposisikan sedemikian rupa sehingga mulutku tepat berada di bawah vaginanya sambil mereka terus bercumbu penuh nafsu di atas badanku. Langsung kujulurkan lidahku untuk menjilati liang vagina dan klitoris Anne yang mulai mendesah-desah keenakan. Wendy makin bernafsu, gerakannya tidak lagi naik-turun tapi maju-mundur sambil terus menekan kuat-kuat pinggulnya ke bawah sehingga penisku tertancap dalam di vaginanya seolah tidak bisa lepas. Gerakan Wendy makin liar dan tidak terkontrol sampai akhirnya ia mengangkat pinggulnya yang bergetar hebat dan kembali menyemburkan cairan sehingga membasahi badan Anne, "Ooh... aaggh... OMG... OMG... I'm cumiiing again.... oooh..."

Wendy merebahkan diri di sampingku, wajahnya tampak puas dan tubuhnya terlihat lemas kehabisan tenaga. Anne mengambil handuk dan membersihkan badannya yang basah oleh cairan yang ditembakkan Wendy. "It's my turn now...," kata Anne sambil menggantikan posisi Wendy. Dimasukkannya penisku ke dalam vaginanya dan langsung Anne mulai menggerak-gerakkan pantatnya naik-turun dengan ganas. Penisku yang sudah terangsang hebat oleh cengkeraman vagina Wendy sebelumnya mulai terasa bergetar menuju puncak. Gerakan ganas Anne bisa-bisa membuat aku segera orgasme sebelum Anne menikmati apa-apa. Langsung kuminta Anne berhenti dan berganti posisi di bawah sambil aku berusaha mengatur nafas untuk mengontrol diriku kembali.

Anne menyadari kalau aku hampir mencapai orgasme dan berusaha mengendalikan diri. Anne merebahkan dirinya di samping Wendy, "If you want to cum just do it inside me honey.. it's OK, I took my pill today..."  Setelah aku dapat mengedalikan diriku langsung kuarahkan penisku ke dalam vagina Anne. Aku menggerak-gerakkan penisku naik-turun dan Anne terus memutar-mutar pinggulnya sehingga membuat penisku terasa seperti diperas-peras dalam vaginanya, "Oh... your pussy is fantastic... wow..."

"Ahh..oohh.. agh...mmhh...," Anne terus menggelinjang dan mendesah-desah meresapi nikmatnya penisku di dalam vaginanya sementara aku menjilati leher dan telinganya sambil terus meremas-remas payudaranya yang montok. Setelah beberapa menit berlalu Anne meminta aku berganti posisi menusuknya dari belakang, "Fuck me from behind, I want to lick Wendy's pussy....," katanya sambil bangkit dan mulai menjilati vagina Wendy yang masih terbaring pasrah.

Aku memang beberapa kali berkesempatan menikmati aktivitas threesome, tapi baru kali ini dengan dua orang cewek bi-sex. Melihat Anne menjilati vagina Wendy dengan penuh nafsu membuat aku makin semangat menusukkan penisku ke dalam vaginanya. "Yes.. fuck me harder honey... oooh... fuck me harder... mmhhh...," Anne terus memintaku menusukkan penis sekeras mungkin. Aku mulai merasakan gelombang orgasme yang sulit kukendalikan lagi.

"Oooh Anne... I'm going to cum now...I can't hold it....," 
"Cum inside me.. I'm cumming too... oooh... aahhh... I'm cumming baby...."

Aku masih mencoba sekuat tenaga menahan orgasmeku tapi sia-sia, akhirnya dengan sebuah tusukan yang dalam aku memuncratkan spermaku ke dalam vagina Anne yang terasa bergetar dan menjepit penisku dengan habat. Rasa nikmat luar biasa menjalar ke seluruh tubuhku. Beberapa saat kemudian aku merebahkan diri di samping Wendy, seluruh tulangku terasa lepas dari persendiannya.

Anne bangkit dan membersihkan lelehan spermaku yang keluar dari vaginanya dengan tissue. Kemudian dia mengambil posisi berbaring di tengah, diantara aku dan Wendy. Anne mengecup bibirku, "That was great... I like it..." Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya, "I feel great too...". Sebenarnya aku masih ingin melanjutkan lagi, aku cuma butuh istirahat beberapa menit. Tapi Anne dan Wendy tampaknya sudah kelelahan dan butuh istirahat sehingga mereka langsung tertidur pulas. Maklum perbedaan waktu antara Sidney dan Jakarta adalah 4 jam, jadi kalau sekarang sudah jam 2 pagi buat mereka sama artinya dengan jam 6 pagi.

--------

Sekitar jam delapan pagi aku terbangun, kulihat kedua gadis Aussie masih tertidur lelap di balik selimut. Hanya dengan memandangi mereka tidur tanpa busana di balik selimut dan membayangkan kembali apa yang terjadi semalam membuat libidoku mulai naik lagi. Langsung kusingkapkan selimut yang menutupi tubuh Anne dan kujilati payudaranya dengan lembut. Anne terbangun dan langsung menanggapi, kamipun bergumul dengan ganas pagi itu dengan berbagai posisi hingga akhirnya spermaku tertumpah lagi di dalam vagina Anne. Setelah beristirahat sejenak, gantian aku memasukkan penisku ke dalam vagina Wendy yang tadi sempat bergabung. Seperti semalam, Wendy kembali memuncratkan cairan dari vaginanya beberapa kali pagi itu sebelum akhirnya akupun menumpahkan spermaku kembali di dalam vaginanya.

Kami keluar kamar untuk menikmati breakfast dan setelah itu keduanya bersiap-siap untuk check-out dari hotel. Sekitar jam satu siang aku mengantar mereka ke stasiun Gambir untuk membeli tiket ke Jogya. Anne dan Wendy masih mencoba merayuku untuk ikut ke Jogya bersama mereka, "Come on join us to Jogya...just for a couple days... we will give you the best night ever ..."Sayangnya tuntutan pekerjaan tidak memungkinkan aku ikut berlibur dengan mereka.